INTI SARI QS. AN-NABA’
Orang-orang musyrik Quraisy ketika berkumpul
dalam gedung pertemuan mereka yang berada di dekat Baitullah, sering
membicarakan keadaan Nabi Muhammad SAW. dan kitab al-Qur’an yang dibawanya.
“apakah Muhammad itu seorang tukang sihir atau penyair atau seorang dukun
tukang tenung yang terkana pengaruh buruk oleh berhala-berhala mereka ?” dan
mereka bertanya-tanya pula tentang al-Qur’an, “apakah dia itu sihir atau syair
atau mantera-mantera saja?” dan masing-masing mengemukakan pendapatnya sesuai
engan hawa nafsunya, sedangkan Nabi Muhammad SAW. sendiri dengan sikap yang
tenang meyampaikan seruannya berdasarkan ayat-ayat al-Qur’an yang memberi sinar
penerangan kepada manusia pada jalan kebenaran.
Selain itu mereka juga membicarakan tentang
hari kebangkitan yang menimbulkan perdebatan, sebab diantara mereka ada yang
mengingkarinya karena mereka beranggapan setelah kehidupan akan ada kematian
tinggal menunggu masanya saja diri mereka ketika mati akan tertelan bumi dan
tidak ada kebangkitan. Dan ada pula yang beranggapan yang akan dibangkitkan
hanya arwahnya dan bukan jasadnya.
Dari keterangan diatas isi kandungan QS.
An-Naba’ ayat 1-3 adalah sebagai berikut:
1. Tidak ada alasan untuk meragukan kuasa Allah bahwa yang mengatur
keharmonisan itu pastilah Dia Yang Maha Esa lagi Maha Mengetahui.
2. Banyak hal belum terungkap, kendati kita sendiri yang mengalaminya setiap
hari. Tidur misalnya, hingga kini belum diketahui bagaimana proses terjadinya.
3. Allah yang menggilir siang dan malam, melakukan hal tersebut demi
kepentingan manusia. Jika demikian, bukan hanya cahaya yang baik dan
bermanfaat, tetapi juga kegelapan malam.
4. Tanpa sinar matahari yang sesuai kita akan kedinginan atau akan terbakar
kepanasan. Bandingkanlah berapa banyak tenaga dan biaya yang diperlukan untuk
penerangan jika sinar matahari tidak memancar.
5. Allah yang sengaja banyak menciptakan diciptaka-Nya untuk kepentingan dan kenyamanan
manusia. Dia menentukan hari tertntu dimana semua akan kembeli kepada-Nya untuk
mempertanggung jawabkan amal-amalnya, sehingga terpisah yang baik dan yang
buruk.
Fitri Nuzulus Sakinah
ReplyDeleteEvi Damayanti
ReplyDeletenama:Hajar safitri
ReplyDeleteEli Nurvela
ReplyDeleteSri madurani
ReplyDeleteEndang Maemonah
ReplyDeleteMar'atus Sholihah
ReplyDeleteAni shofiyati
ReplyDeleteSlamet hidayah
ReplyDeleteNisa Alfiyah
ReplyDeletePutri widiya
ReplyDeleteSihah ristiyanti
ReplyDeleteNisa Alfiyah
ReplyDeletePutri widiya
ReplyDeleteKhoirotun nisa'
ReplyDeleteAna muflikhah
ReplyDeleteZazuk khoiriyah
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteAhmad mukhibin
ReplyDeleteRiska musliana
ReplyDeleteIndah putri Eka Sofiyan
ReplyDeleteFatimatul uzlah
ReplyDelete