INSTRUMEN EVALUASI (JENIS Dan BENTUKNYA) MAKALAH


       I.  PENDAHULUAN
Menguji merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran yang dilakukan oleh seoarang guru untuk mengetahui tingkat pengetahuan awal, kecakapan siswa, dan program pengajaran. Ujian ini dapat dilakukan pada awal pelajaran untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan awal siswa, dan uji akhir dari proses pembelajaran, yaitu untuk mendapat gambaran kecakapan, penyerapan dari suatu penyajian yang telah dilaksanakan pada akhir pelajaran. 
Tantangan dan perkembangan pendidikan di Indonesia pada masa yang akan datang semakin besar dan  kompleks. Hal ini disebabkan antara lain adanya perubahan tuntutan masyarakat terhadap kualitas dan kuantitas pendidikan itu sendiri. Dengan adanya tuntutan masyarakat seperti diatas, seorang pendidik dianjurkan untuk menyiapkan semua hal-hal pembelajaran yang akan disampaikan kepada muridnya nanti, diantaranya menyiapkan kisi-kisi dan materi yang akan diberikan kepada murid.

    II.  RUMUSAN MASALAH
A.  Apa saja bentuk tes sebagai instrument evaluasi?
B.  Apa saja bentuk non tes sebagai instrument evaluasi?

 III.  PEMBAHASAN
A.  Bentuk tes sebagai instrument Evaluasi
1.    Pengertian Tes
Istilah tes diambil dari kata testum suatu pengertian dalam bahasa Prancis kuno yang berarti piringan untuk menyisihkan logam-logam mulia. Adapula yang mengartikan sebagai sebuah piring yang dibuat dari tanah liat.
Didorong oleh munculnya statistik dan penganalisisan data dan informasi, maka akhirnya tes ini digunakan dalam berbagai bidang seperti tes kemampuan dasar, tes kelelahan perhatian, tes ingatan, tes minat, tes sikap dan sebagainya. Yang terkenal penggunaannya di sekolah hanyalah tes prestasi belajar.
Sebelum sampai pada uraian yang lebih jauh, maka akan diterangkan dahulu arti dari beberapa istilah-istilah yang berhubungan dengan tes ini.
Tes: (sebelum adanya ejaan yang disempurnakan dalam BahasIndonesia ditulis dengan test), adalah merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dan suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Untuk mengerjakan tes ini tergantung dari petunjuk yang diberikan misalnya: melingkari salah satu huruf didepan pilihan jawaban, menerangkan, mencoret jawaban yang salah, melakukan tugas atu suruhan, menjawab secara lisan, dan lain sebagainya.
Testing: Testing merupakan saat pada waktu tes itu di laksanakan. Dapat juga dikatakan testing adalah saat pengambilan tes.
Tastee: (dalam istilah Indonesia tercoba), adalah responden yang sedang mengerjakan tes. Orang-orang inilah yang akan dinilai dan diukur, baik mengenai kemampuan, minat, bakat, pencapaian, dan sebagainya.
Taster: (dalam istilah Indonesia Pencoba) adalah orang yang diserahi untuk melakukan pengambilan tes terhadap para responden. Dengan kata lian Tester adalah subjek evaluasi (tetapi adakalanya hanya orang yang ditunjuk oleh subjek untuk melaksanakan tugasnya).[1]

2.    Bentuk-bentuk tes
a.    Berdasarkan Fungsinya
Ditinjau dari segi fungsi yang dimiliki oleh tes sebagai alat pengukur perkembangan belajar peserta didik, tes dapat dibedakan menjadi enam golongan yaitu:
1)         Tes seleksi
Tes seleksi sering dikenal dengan istilah “ujian saringan” atau “Ujian masuk.” Tes ini dilaksanakan dalam rangka penerimaan calon siswa baru, dimana hasil tes digunakan untuk memilih calon peserta didik yang tergolong paling baik dari sekian banyak calon yang mengikuti tes.
Materi pada tes seleksi ini merupakan materi prasyarat untuk mengikuti program pendidikan yang akan diikuti oleh calon. Sesuai dengan sifatnya, yaitu menyeleksi atau melakukan penyaringan, maka materi tes seleksi terdiri atas butir-butir soal yang cukup sulit, sehingga hanya calon-calon yang tergolong memiliki kemampuan tinggi sajalah yang dimungkinkan dapat menjawab butir-butir soal tes dengan betul. Tes seleksi dapat dilaksanakan secara lisan, secara tertulis, dengan  tes perbuatan, dan dapat pula dilaksanakan dengan mengkombinasikan ketiga jenis tes tersebut secara serempak.
2)         Tes awal
Tes awal sering dikenal dengan istilah pre-test. Tes jenis ini dilakukan  dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan pelajaran yang telah diajarkan telah dapat dikuasai peserta didik.
3)         Tes akhir
Tes akhir sering dikenal dengan istilah post-test. Tes akhir dilaksanakan dengan tujuan apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah mamou dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh peserta didik.
4)         Tes diagnostik
Tes diagnostik (diagnostic test) adalah tes ynag digunakan untuk menentukan secara tepat, jenis kesukaran yang dihadapi oleh peseta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu.
5)         Tes formatif
Tes formatif (formative test) adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui, sudah sejauh manakah peserta didik “telah terbentuk” (sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan) setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
6)         Tes sumatif
Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan. Tes sumatif dilakukan secara tertulis, agar semua siswa memeperoleh soal yang sama.
Yang menjadi tujuan utama tes sumatif adalah untuk menentukan nilai yang melambangkan keberhasilan peserta didik setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam waktu tertentu.

b.   Berdasarkan aspek psikis yang ingin diungkap
Ditilik dari aspek kejiwaan yang ingin diungkap, tes setidak-tidaknya dapat dibedakan menjadi lima golongan, yaitu:
1)        Tes intelegensi, yakni tes yang dilaksanakan untuk mengungkap atau mengetahui  tingkat kecerdasan  seseorang.
2)        Tes kemampuan, yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap kemampuan dasar atau bakat khusus yang dimiliki oleh testee.
3)        Tes sikap, yakni salah satu jenis tes yang digunakan untuk mengungkap predisposisi atau kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu respon terhadap dunia sekitarnya, baik berupa individu-individu maupun objek tertentu.
4)        Tes kepribadian, yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan mengungkap cirri-ciri khas dari seseorang yang banyak sedikitnya bersifat lahiriah, seperti gaya bicara, cara berpakaian, nada suara, hobi  atau kesenangan, dan lain-lain.
5)        Tes hasil belajar, yang juga sering dikenal dengan istilah tes pencapaian (achievement test), yakni tes yang biasa digunakanuntuk mengungkap tingkat pencapaian atau prestasi belajar.

c.    Penggolongan lain-lain
Ditilik dari banyaknya orang yang mengikuti tes, tes dapat dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu:
1)        Tes individual, yakni tes dimana tester hanya berhadapan dengan satu orang tastee saja.
2)        Tes kelompok, yakni tes dimana tester berhadapan dengan lebih dari satu orang testee.

Ditilik dari segi waktu yang disediakan bagi testee untuk menyelesaikan tes, yaitu:
1)        Power test, yakn tes dimana waktu yang disediakan buat testee untuk menyelesaikan tes tersebut tidak dibatasi.
2)        Speed test, yaitu tes dimana waktu yuang disediakan buat testee untuk menyelesaikan tes tersebut dibatasi.

Ditilik dari segi bentuk responnya, tes dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu:
1)        Verbal test, yaitu suatu tes yang menghendaki respon (jawaban) yang tertuang dalam bentuk ungkapan kata-kata atau kalimat, baik secara lisan ataupun tertulis.
2)        Nonverbal test, yakni tes yang menghendaki respon (jawaban) dari testee bukan berupa ungkapan kata-kata atau kalimat, melainkan berupa tindakan atau tingkah laku.

Akhirnya, apabila ditinjau dari segi cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan jawabannya,l tes dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
1)        Tes tertulis, yakni jenis tes dimana tester dalam mengajukan butir-butir pertanyaan atau soalnya dilakukan secara tertulis dan testee memberikan jawabannya juga secara tertulis.
2)        Tes lisan, yakni tes dimana tester didalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau soalnya dialkukan secara lisan, dan testee memberikan jawabannya secara lisan juga.[2]

B.  Jenis Non Tes dan Bentuknya sebagai Instrumen Evaluasi
Pada bahasan Intrumen non tes dapat digunakan jika kita ingin mengetahui kualitas proses dan produk dari suatu pekerjaan serta hal-hal yang berkenaan dengan effective domain, seperti sikap, minat, bakat, dan motivasi.[3] dan ranah keterampilan (psychomotoric domain).[4]

1.    Pengertian non tes
Teknik evaluasi non tes berarti melaksanakan penilain dengan tidak menggunakan tes. Teknik penilaian ini umumnya untuk menilai kepribadian anak secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap sosial, dan lain-lain. Yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam pendidikan, baik secara individu maupun secara kelompok.
Nontes adalah cara penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan tanpa menguji peserta didik tetapi dengan melakukan pengamatan secara sistematis. Cara nontes yaitu pengamatan/observasi, wawancara/interview, angket, dan pemeriksaan dokumen.[5]

2.    Bentuk-bentuk non tes
                          a.       Pengamatan (Observasi/al-Ta-ammul =  Ø§Ù„تأمل)
Pengertian observasi menurut Anas Sudijono adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.
Observasi sebagai alat evaluasi banyak digunakan untuk menilai tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses balajar; misalnya tingkah laku peserta didik pada waktu guru pendidikan agama menyampaikan pelajaran dikelas, tingkalaku peserta didik pada jam-jam istirahat atau pada saat terjadinya shalat jama’ah di mushola atau masjid sekolah, ceramah-ceramah keagamaan, upacara bendera, ibadah shalat tarawih dan sebagainya.

                          b.       Wawancara (Interview/al-Hiwar = الحوار)
Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan serata tujuan yang telah ditentukan.
Ada dua jenis wawancara yang dapat dipergunakan sebagai alat evaluasi, yaitu:
1)      Wawancara terpimpin (guided interview) yang juga sering dikenal dengan istilah wawancara berstruktur (structured interview) atau wawancara sistematis (systematic interview).
2)      Wawancara tidak terpimpin (un-guided interview) yang sering dikenal dengan istilah wawancara sederhana (simple interview) atau wawancara tidak sistematis (non-systematic interview) [6]

                          c.       Angket (Questionnaire/Istifta)
Angket adalah alat pengumpulan data secara tertulis yang berisi daftar pertanyaan atau pernyataan yang disusun secara khusus dan digunakan untuk menggali dan menghimpun keterangan dan atau informasi sebagaimana dibutuhkan dan cocok untuk dianalisis.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun angket: Pertama, pertanyaan hendaknya pendek dan jelas. Kedua, mengandung satu jawaban. Ketiga, pertanyaan tidak boleh menyinggung peserta didik.[7]
                          d.      Pemeriksaan dokumen (Documentary Analysis)
Evaluasi mengenai kemajuan, perkembangan atau keberhasilan belajar peserta didik tanpa menguji (teknik non-tes) juga dapat dilengkapi atau diperkaya dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen, misalnya: dokumen yang menganut informasi mengenai riwayat hidup (auto biografi), seperti kapan kapan dan dimana peserta didik dilahirkan, agama yang dianut, kedudukan anak didalam keluarga dan sebagainya. Selain itu juga dokumen yang memuat informasi tentang orang tua peserta didik, dokumen yang memuat tentang orang tua peserta didik, dokumen yang memuat tentang lingkungan non-sosial, seperti kondisi bangunan rumah, ruang belajar, lampu penerangan dan sebagainya.
Beberapa informasi, baik mengenai peserta didik, orang tua dan lingkungannya itu bukan tidak mungkin pada saat-saat tertentu sangat diperlukan sebagai bahan pelengkapbagi pendidik dalam melakukan evaluasi hasil belajar terhadap peserta didiknya.[8]

IV.            KESIMPULAN
1.    Istilah tes diambil dari kata testum suatu pengertian dalam bahasa Prancis kuno yang berarti piringan untuk menyisihkan logam-logam mulia.
2.    Bentuk Tes Berdasarkan Fungsinya: Tes seleksi,Tes awal,Tes akhir, Tes diagnostik, Tes formatif, Tes sumatif
3.    Nontes adalah cara penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan tanpa menguji peserta didik tetapi dengan melakukan pengamatan secara sistematis. Yang digunakan untuk menilai kepribadian anak secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap sosial, dan lain-lain.
4.    Bentuk-bentuk nontes yaitu pengamatan/observasi, wawancara/interview, angket, dan pemeriksaan dokumen.

V.            PENUTUP
Sekian makalah yang penyusun buat, tentunya dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Maka saling belajar dan evaluasi adalah proses yang yang paling baik dalam pembelajaran. Semoga bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2009
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT bumi Aksara. 2002
Sudijono, Anas.  Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2006
http://eduklinik.info/2011/03/30/instrumen-non-tes/. diakses sabtu, 31 maret 2012. jam 10.00


[1]Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT bumi Aksara, 2002), hlm.52-54
[2]Prof. Drs. Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2006) hlm. 68-75
[3] Drs. Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2009), hlm. 152
[4] Prof. Drs. Anas Sudijono, Op. Cit, hlm. 76
[5] http://eduklinik.info/2011/03/30/instrumen-non-tes/,  diakses sabtu, 31 maret 2012, jam 10.00
[6] Anas Sudijono, Op. Cit, hlm. 76

1 comment: