TEKNIK UJI KEABSAHAN DATA
I. PENDAHULUAN
Keabsahan
Data merupakan standar kebenaran suatu data hasil penelitian yang lebih
menekankan pada data/ informasi daripada sikap dan jumlah orang. Pada dasarnya
uji keabsahan data dalam sebuah penelitian, hanya di tekankan pada uji
validitas dan reliabilitas. Ada perbedaan yang
mendasar mengenai validitas dan reliabilitas dalam penelitian kuantitatif dan
penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif untuk mendapatkan data yang
valid dan reliabel yang diuji validitas dan reliabilitasnya adalah instrumen
penelitiannnya. Sedangkan dalam penelitian kualitatif yang diuji adalah
datanya. Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid
apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang
sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.
Validitas dalam penelitian kualitatif menunjukkan
sejauhmana tingkat interpretasi dan konsep-konsep yang diperoleh memiliki makna
yang sesuai antara peneliti dan partisipan. Dengan kata lain, partisipan dan
peneliti memiliki kesesuaian dalam mendeskripsikan suatu peristiwa terutama
dalam memaknai peristiwa tersebut.
Pengertian reliabilitas dalam penelitian kuantitatif dan
kualitatif pun berbeda. Dalam penelitian kualitatif sutau relaitas itu bersifat
majemuk/ganda, dinamis/selalu berubah, sehingga tidak ada yang konsisten, dan
berulang seperti semula. Situasi senantiasa berubah demikian juga perilaku
manusia yang terlibat didalamnya.
II.
RUMUSAN MASALAH
A.
Apa Kiteria Keabsahan data?
B.
Bagaimana Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data?
III.
PEMBAHASAN
A.
Kriteria Keabsahan Data
Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik
pemeriksaan (pengujian). Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas
sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan yaitu derajat
kepercayaan( credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan
(dependability) dan kepastian (confirmability).[1]
Penerapan kriterium derajat kepercayaan pada
dasarnya menggantikan konsep validitas internal dari nonkualitatif. Kriterium
ini berfungsi: pertama, melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga
tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai; kedua, mempertunjukkan
derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti
pada kenyataan ganda yang sedang diteliti.[2]
Bagi positivisme sesuatu itu sebagai benar bila ada isomorfisme antara hasil
studi dengan realitas fisik sensual, realitas yang teramati dan terukur;
realitas tersebut tunggal, yang kebenarannya “diasumsikan” teruji tanpa
batas ruang dan waktu.[3]
Kriterium keteralihan berbeda dengan validitas
eksternal dari non kualitatif. Konsep validitas itu menyatakan bahwa
generalisasi suatu penemuan dapat berlaku atau diterapkan pada semua konteks
dalam populasi yang sama atas dasar penemuan ynag diperoleh pada sampel yang
secara representatif mewakili populasi itu.
Keteralihan sebagai persoalan yaag empiris
bergantung pada kesamaan antara konteks pengirim dan penerima. Untuk melakukan
pengalihan tersebut seorang peneliti hendaknya hendaknya mencari dan
mengumpulkan kejadian empiris tentang tentang kesamaan konteks. Dengan demikian
peneliti bertanggung jawabuntuk menyediakan data deskriptif secukupnya jika ia
ingin membuat keputusan tentang pengalihan tersebut. Untuk keperluan itu
peneliti harus melakukan penelitian kecil untuk memastikan usaha memverifikasi
tersebut.
Kriterum kebergantungan merupakan substitusi
istilah reliabilitas dalam penelitian yang nonkualitatif. Pada cara nonkualitatif,
reliabilitas ditunjukkan denagan jalan mengadakan replikasi studi. Jika dua
atau beberapa kali diadakan pengulangan suatu studi dalam suatu kondisi yang
sama dan hasilnya secara esensial sama, maka dikatakan reliabilitasnya
tercapai. Tetapi persoalannya bagaimana mencari kondisi yang benar-benar sama.
Disamping itu terjadi pula ketidak percayaan pada instrumen penelitian. Hal ini
benar sama denagn penelitian alamiah yang mengandalkan orang sebagai instrumen.
Mungkin karena keletihan atau karena keterbatasan mengingat sehingga membuat
kesalahan. Namun kekeliruan yang dibuat orang demikian jelas tidak mengubah
keutuhan kenyataan yang distudi, juga tidak mengubahadanya desain yang muncul
dari data,dan bersamaan dengan hal itu tidak pula mengubah pandangan dan
hipotesis kerja yang bermunculan.
Kriterium kepastian bersal dari konsep
"objektifitas” menurut nonkualitatif. Nonkualitatif menetapkan
objektifitas dari segi kesepakatan antar subyek. Disini pemastian bahwa sesuatu
itu objektif atau tidak bergantung pada persetujuan beberapa orang terhadap
pandangan, pendapat dan penemuan seseorang. Dapatlah dikatakan bahwa pengalaman
seseorang itu subyektif bahwa pengalaman seseorang itu subyektif sedangkan jika
disepakati sedangkan jika disepakati oleh beberapa atau banyak orang, barulah
dikatakan obyektif. Jadi dalam hal ini objektifitas- subyektifitas suatu hal
itu pada orang seorang. Menurut Scriven (1971), selain itu masih ada unsur
“kualitas” yang melekat pada konsep objektifitas itu. Hal itu digali dari pengertian
jika sesuatu itu objektif, berarti dapat dipercaya, faktual, dan dapat
dipastikan. Berkaitan dengan persoalan itu, subyektif berarti tidak dapat
dipercaya atau menceng. Pengertian terakhir inilah yang dijadikan tumpuan
pengalihan pengertian objektifitas- subyektifitas menjadi kepastian
(confirmability).
Jika nonkualitatif menekankan pada “orang” maka
pengertian alamiah menghendaki agar penekanan bukan pada orangnya,melainkan
pada data. Dengan demikian kebergantungan itu bukan lagi terletak pada orangnya,
melainkan pada datnya itu sendiri.[4]
B.
Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Dalam teknik pemeriksaan data ini
terdapat empat kriteria dan sepuluh pemeriksaan, sebagaimana tertera pada tabel
dibawah ini.
KRITERIA
|
TEKNIK PEMERIKSAAN
|
Kredibilitas
(derajat kepercayaan)
|
1.
Perpanjangan keikut sertaan
2.
Ketekunan pengamatan
3.
Triangualasi
4.
Pengecekan sejawat
5.
Kecukupan referensial
6.
Kajian kasus negatif
7.
Pengecekan anggota
|
Transferability (keteralihan)
|
8.
Uraian rinci
|
Auditability (kebergantungan)
|
9.
Audit kebergantungan
|
Confirmability (kepastian)
|
10. Audit kepastian
|
Tabel. 1.1
1.
Perpanjangan Keikut Sertaan
Perpanjangan Keikut Sertaan berarti peneliti
tinggal dilapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Jika
itu dilakukan akan membatasi: pertama, gangguan dari dampak peneliti
pada konteks; kedua, membatasi kekeliruan peneliti; ketiga,
mengkonpensasikan pengaruh dari kejadian-kejadian yang tidak biasa atau
pengaruh sesaat.[5]
2.
Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan berarti melakukan pengamatan
secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian
data dan urutan peritiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Dengan
ketekunan pengamatan, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah
data yang telah ditemukan itu salah atau tidak, selain itu peneliti juga dapat
memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.[6]
3.
Triangual
Triangual dalam pengujian kredibilitas ini di
artikan sebagai data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai
waktu. Dengan demikian terdapat triangual sumber, teknik, dan waktu.
a.
Triangual Sumber
Triangual
sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang
telah diperoleh melalui beberapa sumber.
b.
Triangual Teknik
Triangual
teknik untuk menguji kredibilitas data dilakuakan dengan cara mengecek data
kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
c.
Triangual Waktu
Triangual waktu juga sering mempengaruhi
kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari
saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang
valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas
data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara,
observasi, atau tekni yang lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.
Triangual dapat juga dilakukan dengan cara
mengecek hasil penelitian dari tim peneliti lain yang diberi tugas melakukan
pengumpulan data.[7]
4.
Pengecekan Sejawat melalui diskusi
Teknik ini dilakukan dengan cara mengekpos
hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam betuk diskusi dengan
rekan-rekan sejawat. Teknik ini mengandung beberapa maksud sebagai salah satu
teknikpemeriksaan keabsahan data.
Pertama, untuk membuat agar peneliti
mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran; kedua, diskusi dengan teman sejawat
ini memberikan suatu kesempatan awal yang baik untuk mulai menjajaki dan
menguji hepotesis kerja yang muncul dalam benak peneliti.
Dengan demikian pemeriksaan sejawat berarti
pemeriksaan yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan rekan-rekan yang sebaya,
yang memiliki pengetahun umum yang sama tentang apa yang sedang diteliti,
sehingga bersama mereka peneliti dapat mereview persepsi, pandangan dan
analisis yang sedang dilakukan. Jika hal itu dilakukan maka hasilnya adalah:
a.
Menyediakan pandangan kritis
b.
Mengetes hipotesis kerja (temuan teori
substantif)
c.
Membantu mengembangkan langkah berikutnya
d.
Melayani sebagai pembanding.[8]
5.
Kecukupan Bahan Referensial
Yang dimaksud bahan refensi disini adalah adanya
pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai
contoh: data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara.[9]
6.
Kajian Kasus Negatif
Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai
dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu. Kajian analisis negatif
berarti peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data
yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan
dengan data yang ditemukan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya.[10]
7.
Pengecekan Anggota
Pengecekan dengan anggota yang terlibat dalam
proses pengumpulan data sangat penting dalam pemeriksaan derajat kepercayaan.
Yang dicek dengan anggota yang terlibat, meliputi data, kategori analisis,
penafsiran, dan kesimpulan.
Pengecekan anggota berarti peneliti
mengumpulkan para peserta yang telah ikut menjadi sumber data dan mengecek
kebenaran data dan interpretasinya. Hal itu dilakukan dengan jalan:
a.
Penilaian dilakukan oleh responden
b.
Mengoreksi kekeliruan
c.
Menyediakan tambahan informasi secara
sukarela,
d.
Memasukkan responden dalam kancah penelitian,
menciptakan kesempatan untuk mengikhtiyarkan sebagai langkah awal analisis
data,
e.
Menilai kecukupan menyeluruh data yang
dikumpulkan.[11]
8.
Uraian Rinci
Teknik ini menuntut peneliti agar melaporkan
hasil penelitian sehingga uraiannya itu dilakukan seteliti dan secermat mungkin
yang menggambarkan konteks tempat penelitian diselenggarakan. Jelas laporan itu harus mengacu pada fokus penelitian. Uraiannya harus mengungkapkan secara khusus sekali
segala sesuatu yang dibutuhkan oleh pembaca agar ia dapat memahami
penemuan-penemuan yang diperoleh. Penemuan
itu sendiri tentunya bukan dari bagian uraian rinci melainkan penafsirannya
yang dilakukan dalam bentuk uraian rinci dengan segala macam pertanggung
jawaban berdasarkan kejadian-kejadian nyata.[12]
9.
Auditing
Auditing adalah konsep bisnis, khususnya di bidang fiskal yang dimanfaatkan
untuk memeriksa kebergantungan dan kepastian data. Hal itu dilakukan baik
terhadap proses maupun terhadap hasil atau keluaran.
Penelusuran audit (audit trail) tidak dapat dilaksanakan apabila
tidak dilengkapi dengan catatan-catatan pelaksanaan keseluruhan proses dan
hasil studi. Pencatatan pelaksanaan itu perlu diklasifikasikan terlebih dahulu
sebelum auditing itu dilakukan sebagaimana yang dilakukan pada auditing fiskal.
Klasifikasi itu dapat dilakukan seperti yang diselenggarakan oleh Halpern
(1983, dalam Lincoln dan Guba, 1985: 319-319), sebagai berikut:
a. Data mentah, termasuk bahan yang direkam secara elektronik, catatan
lapangan tertulis, dokumen, foto, dan semacamnya serta hasil survei;
b. Data yang direduksi dan hasil analisis data, termasuk di dalamnya penulisan
secara lengkap catatan lapangan, ikhtisar catatan, informasi yang dibuat per
satuan seperti kartu, ikhtisar data kuantitatif (jika ada), dan catatan teori
seperti hepotesis kerja, konsep, dan semacamnya.
c. Reduksi data dan hasil sintesis, termasuk didalamnya struktur kategori:
tema, definisi, dan hubungan-hubungannya; temuan dan kesimpulan; laporan akhir
dan hubungannya dengan keputakaan metakhir, integrasi konsephubungan dan
penafsirannya.
d. Catatan tentang proses penyelenggaraan, temasuk didalamnya catatan
metodologi: prosedur, desain, strategi, rasional; catatan tentang keabsahan
data: berkaitan dengan derajat kepercayaan, kebergantungan, dan kepastian; dan
penelusuran audit.
e. Bahan yang berkaitan dengan maksud dan keinginan, termasuk usulan
penelitian, catatan pribadi: catatan reflektif dan motivasi; dan harapan:
harapan dan peramalan.
f. Informasi tentang pengembangan instrumen, termasuk berbagai formulir yang
digunakan untuk penjajakan, jadwal pendahuluan, format pengamat, dan survei.[13]
Didalam auditing terdapat audit kergantungan dan audit kepastian, adapun
yang dilakukan dalam kedua audit tersebut ialah:
Audit kebergantungan
a.
Memastikan peneliti menggunakan metodologi yang
tepat
b.
Memastikan proses pengumpulan data secara
lengkap
c.
Memastikan proses dan hasil analisis atas data
yang ada
d.
Memastikan ’objektivitas’ peneliti
e.
Memeriksa kasus negatif, jika ada.
Auditing Kepastian
a.
Memastikan apakah hasil penelitian benar-benar
berasal dari data yang ada.
b.
Menelusuri jejak audit data mentah
c.
Menguji kelogisan hasil penelitian
d.
Menilai derajat ketelitian
e.
Memeriksa peneliti dalam melaksanakan
pemeriksaan data.
Audit ini juga dapat
langsung dilakukan
oleh Pembimbing disamping meastikan hal-hal yang terdapat diatas. [14]
IV. ANALISIS
Sering kali peneliti mengalami kesulitan dan
keraguan dengan data yang mereka peroleh jadi untuk menghindari kesalahan atau
kekeliruan data yang telah terkumpul, peneliti perlu melakukan pengecekan
keabsahan data. Pengecekan
keabsahan data didasarkan pada kriteria derajat kepercayaan (crebility) dengan
teknik trianggulasi, ketekunan pengamatan, pengecekan teman sejawat, kecukupan
referensial, kajian kasus
negative, pengecekan
anggota (member check), uraian secara
rinci, audit kebergantungan, audit kepastian.
Salah satu yang sering digunakan peneliti
dalam pengujian keabsahan data adalah teknik triangulasi yang merupakan teknik
pengecekan keabsahan data yang didasarkan pada sesuatu di luar data untuk
keperluan mengecek atau sebagai pembanding terhadap data yang telah ada. Trigulasi yang digunakan adalah trigulasi dengan sumber, yaitu
membandingkan data hasil obserfasi, dan hasil wawancara terhadap subjek yang di teliti.
Walaupun demikian, menurut penulis semua
teknik dalam pengujian keabsahan data itu salinng berkaitan dan melengkapi
teknik satu dngan teknik yang lainnya. Dengan diadakannya uji keabsahan data peneliti
dapat memastikan dan memperoleh data yang lebih valid dan akurat. Sebagaimana
halnya melalui Memperpanjang keikusertaan
dan ketekunan pengamatan, maka pengamatan memungkinkan peningkatan derajat
kepercayaan data yang dikumpulkan, bisa mempelajari kebudayaan dan dapat
menguji informasi dari responden, dan kepercayaan diri peneliti sendiri. Selain
itu ciri-ciri dan
unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang
sedang diteliti, serta memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
Sedangkan dengan
menggunakan pengecekan sejawat, akan mengekspos
hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik
dengan rekan-rekan sejawat. Sehingga data akan lebih kelihatan valid atau
tidaknya, jika belum valid akan perlu dilakukan pengecekan anggota melalui
referensial dan pencarian kasus negatif. Kemudian Mengadakan
member check yaitu dengan menguji kemungkinan dugaan-dugaan yang berbeda dan
mengembangkan pengujian-pengujian untuk mengecek analisis, dengan
mengaplikasikannya pada data, serta denganmengajukan pertanyaan-pertanyaan
tentang data.
Sehingga
apakah hasil
penelitian ini dapat diterapkan pada situasi yang lain. Apakah mengacu pada tingkat konsistensi peneliti dalam
mengumpulkan data, membentuk, dan menggunakan konsep-konsep ketika membuat
interpretasi untuk menarik kesimpulan. Dan apakah hasil penelitian dapat
dibuktikan kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang
dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan. Hal
ini dilakukan dengan membicarakan hasil penelitian dengan orang yang tidak ikut
dan tidak berkepentingan dalam penelitian dengan tujuan agar hasil dapat lebih
objektif.
V. KESIMPULAN
Keabsahan Data merupakan standar
kebenaran suatu data hasil penelitian yang lebih menekankan
pada data/ informasi daripada sikap dan jumlah orang. Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan (pengujian).
Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada
empat kriteria yang digunakan yaitu derajat kepercayaan( credibility),
keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability) dan kepastian
(confirmability).
Dalam teknik pemeriksaan data perlu dilakukan perpanjangan
waktu penelitian (keikutsertaan), ketekunan
pengamatan, triangulasi, pengecekan
sejawat, kecukupan
referensial, kajian kasus
negative, pengecekan anggota
(member check), uraian secara
rinci, audit kebergantungan, audit kepastian.
Dengan diadakannya uji keabsahan data peneliti dapat
memastikan dan memperoleh data yang lebih valid, akurat dan hasil
yang didapat lebih objektif.
DAFTAR PUSTAKA
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosda Karya. 2009
Muhadjir, Noeng. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake
Sarasin. 1992
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 2010
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. 2008
http://hsulistianingrum.blogspot.com/2012/05/validitas-dan-reliabilitas-dalam.html, diakses pada tanggal 29 April 2013, jam
15.15
http://administrasinegaraku.blogspot.com/2012/06/keabsahan-data.html, diakses pada tanggal 29 April 2013, jam
13.29
Mainkan semua jenis permainan dalam 1 User ID dan dapatkan bonus welcome 50% serta bonus deposite 10% tanpa syarat dan Rollingan 1% setiap minggu nya :)
ReplyDeleteARTIKEL SLOT
ARTIKEL POKER
ARTIKEL CASINO
DAFTAR SLOT
DAFTAR POKER
SLOT VAVA
AGEN PLAYTECH
AGEN SLOT GAME
AGEN JOKER123
MABAR99
AGEN POKER ONLINE
BANDAR CEME
AGEN OMAHA
SLOTACE333
AGEN CASINO ONLINE TERBAIK
LIVE CASINO
BANDAR CASINO
CASINO ONLINE
ROULETTE