I.
PENDAHULUAN
Dalam
sebuah karya yang telah ditelurkan perlu adanya penilaian terkait dengan karya
tersebut. Resensi merupakan sebuah tulisan yang berisi tentang penilaian sebuah
karya, bisa berupa buku ataupun film. Resensi sebuah karya tidak hanya dipajang
di beberapa surat kabar maupun majalah. Resensi juga digelar di kampus, radio,
televisi, toko buku, atau internet. Bahkan sebagian besar surat kabar kita
telah menyediakan kolom atau halaman khusus untuk memajang masalah perbukuan
ini.
Dalam
kegiatan resensi, juga perlu adanya penilaian yang seimbang. Penilaian yang
seimbang akan memberikan makna tersendiri bagi penulis, penerbit, dan pembaca.
Mengingat fungsi resensi ialah memberi informasi adanya buku baru, memberi
hiburan, promosi, dan membangun sinergi antara pengarang, penerbit, toko buku,
distributor, dan pembaca.
Meresensi
buku di media cetak memang gampang-gampang susah. Namun demikian, sesulit
apapun jika ada keberanian, kemauan, keseriusan, dan kesabaran, insya Allah
akan berhasil juga.
II.
RUMUSAN MASALAH
A. Apa Pengertian Resensi?
B. Bagaimana struktur tulisan resensi?
C. Apa saja jenis-jenis dalam resensi?
D. Bagaimana teknik penulisan resensi?
III.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Resensi
Resensi
secara bahasa artinya pertimbangan atau perbincangan (tentang) sebuah buku
(WJS. Poerwadarminta, kamus Umum Bahasa Indonesia, 1984:821).
Perbincangan dimaksud berupa sebuah tulisan yang dimuat disurat kabar atau
majalah, berisi penilaian tentang kelebihan atau kekurangan sebuah buku,
menarik- tidaknya tema dan isi buku, kritikan dan memberi dorongan kepada
khlayak tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan dimilik atau dibeli.[1]
Ada
pula yang menyatakan untuk menyatakan bahwa resensi buku itu juga disebut
telaah buku. Kata telaah berasal dari bahasa arab Thala’a yathla’u yang
berarti membaca dengan seksama. Kemudian dalam bahasa Indonesia diartikan
dengan penyelidikan, pemeriksaan, dan penelitian. Dengan demikian, telaah buku
berarti melakukan pembacaan buku dengan seksama, teliti, dan penyelidikan.
Resensi
memang perlu mempertimbangkan banyak faktor, seperti tema, penulis, sistematika
penulisan, penerbit, kebaruan, dan perkembangan keadaan. Sebab tidak semua buku itu layak diresensi
karena tidak memiliki nilai-nilai keilmuan, pendidikan, moral,budaya, sosial,
politik, ekonomi dan lainnya. Betapa banyaknya buku-buku yang terbit karena
sekedar mengejar popularitas nama pengarang dan mendongkrak nama penerbit.
Tidak sedikit buku-buku yang beredar hanya mementingkan keuntungan materi
dengan mengabaikan nilai moral dan kestabilan politik negara.[2]
Dalam
kamus jurnalistik, resensi mempunyai arti tulisan di media masa yang berisi
penilaian tentang kelebihan atau kekurangan sebuah karya tuli (buku), krya
sastra (novel), atau karya seni (film, sinema). Biasanya mengandung penilaian
tentang tema dan isi, kritikan, serta dorongan kepada publik perlu tidaknya
mebca tau menonton karya tersebut.[3]
Resensi
merupakan salah satu bentuk karya tulis ilmiah yang bersifat subjektif.
Meskipun demikian, dalam meresensi sebuah buku haruslah seobjektif mungkin,
terlepas dari unsur subjektif si penilainya.
Resensi adalah sebuah istilah yang digunakan
untuk menilai baik tidaknya sebuah buku. Dalam hal ini, yang dinilai adalah
keunggulan dan kelemahan buku (baik fiksi maupun nonfiksi) sehingga orang
merasa terpersuatif setelah membacanya. Secara etimologis resensi berasal dari
bahasa latin, yaitu kata kerja revidere dan recensere, yang
artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Arti yang sama untuk istilah
itu dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie, sedangkan dalam bahasa
Inggris dikenal dengan istilah review.
Menurut
Keraf, resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil
karya atau buku. Sejalan dengan pendapat Keraf, Menurut Isdriani K. Pudji,
resensi adalah tulisan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku. Pendapat
yang senada juga disampaikan oleh Oktavianawati, yang mengatakan bahwa “resensi
adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya, baik itu
buku, novel, majalah, komik, film, kaset, CD, VCD, maupun DVD.[4]
B. Struktur Tulisan Resensi
Sebuah tulisan resensi buku biasanya terdiri
dari tiga bagian, yaitu:
Pertama, bagian pendahuluan. Berisi informasi
objektif atau identitas buku. Meliputi judul, penulis, penerbit dan tahun
terbitnya, jumlah halaman, dan bila perlu harga buku tersebut.
CONTOH:[5]
Judul Buku : Zaman Baru Islam Indonesia (Pemikiran dan
Aksi Politik Abdurrahman Wahid, M. Amien Rais, Nur Cholis Madjid, Jalaludin
Rakhmat)
Penulis
: Dedy Djamaluddin Malik & Idi Subandy
Ibrahim
Pengantar :
Mohammad Sobary
Penarbit :
Zaman Wacana Mulia, Bandung
Cetakan :
Pertama, Januari 1998
Tebal : 337
Halaman
Judul
resensi buku setidak-tidaknya bisa menggambarkan keseluruhan isi buku. Judul
harus ilmiah populer, sebab bahasa media itu ilmiah populer. Ilmiah artinya ia
tidak terlalu ngepop, tetapi juga tidak terlalu ilmiah sekali. Judul ngepop
misalnya seperti “bahasa gaul” yang sering dijumpai pada judul-judul artikel
majalah, tabloid atau media cetak lain yang pasarnya Anak Baru Gede (ABG). Bahasa
resensi juga tidak terlalu ilmiah. Bahkan kalau bisa, menghindari pemakaian kata-kata
asing yang berkebihan.[6]
Kedua, bagian isi. Berisi ulasan tentang tema atau
judul buku, paparan singkat isi buku (mengacu kepada daftar isi) atau gambaran
tentang keseluruhan isi buku, dan informasi tentang latar belakang serta tujuan
penulisan buku tersebut. Diulas pula tentang gaya penulisan, perbandingan buku
itu dengan buku bertema sama karangan penulis lain atau buku karangan penulis
yang sama dengan tema lain.
Ketiga, bagian penutup. Pada bagian ini peresensi
menilai bobot (kualitas) isi buku tersebut secara keseluruhan, menilai
kelebihan atau kekurangan buku tersebut, memberi kritik atau saran kepada
penulis dan penerbitnya (misalnya menyangkut cover, judul, editing), sera
memberi pertimbangan kepada pembaca tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca
dan dimiliki/ dibeli.
Biasanya, pada halaman belakang sebuah buku
terdapat “resensi mini”. Ditulis oleh penerbitnya sebagai gambaran singkat isi
buku sekaligus berpromosi/ menarik minat orang untuk membaca dan membeli buku
tersebut.[7]
C. jenis-jenis dalam resensi
Saryono
membagi resensi buku berdasarkan sudut pandang atau sudut tinjauannya.
Berdasarkan sudut pandang atau sudut tinjauan yang digunakan, resensi di bagi
lagi menjadi dua, yaitu:
1.
Resensi berdasarkan media atau forum
sajiannya.
2.
Resensi berdasarkan isi resensi atau isi
sajiannya.
Berdasakan media atau
forumnya, resensi buku dibagi menjadi dua, yaitu:
1.
resensi ilmiah,
2.
resensi ilmiah populer
Hal yang membedakan kedua
resensi tersebut adalah bahasa dan tatacara penulisan yang digunakan. Dalam
resensi lmiah digunakan tatacara keilmuan tetentu menggunakan rujukan atau
acuan, dan bahasa resmi dan baku serta yang dipaparkan selengkap-lengkapnya.
Sementara itu, resensi ilmiah populer tidak menggunakan rujukan atau acuan
tertentu. Selain itu, isi resensi seringnya hanya memaparkan bagian-bagian yang
menarik saja. Penyajiannyapun tidak terlalu tunduk pada bahasa resmi atau
bahasa baku.
Sedangkan
berdasarkan isi sajian atau isi resensinya lebih lanjut ia mengemukakan bahwa
resensi buku digolongkan menjadi tiga jenis yaitu:
1.
resensi informatif
resensi informatif hanya berisi informasi
tentang hal-hal dari suatu buku. Paad umumnya, isi resensi informatif hanya
ringkasan dan paparan mengenai apa isi buku atau hal-hal yang bersangkutan
dengan suatu buku.
2.
Resensi evaluatif
Resensi evaluatif lebih banyak menyajikan
penilaian peresensi tentang isi buku atau hal-hal yang berkaitan dengan buku.
Informasi tentang isi buku hanya disajikan sekilas saja bahkan kadang-kadang
hanya dijadikan ilustrasi.
3.
Resensi informatif-evaluatif
Resensi informatif-evalautif merupakan
perpaduan dua jenis resensi yaitu resensi informatif dan resensi evaluatif.
Resensi jenis ini disamping menyajikan sebauh ringkasan buku atau hal-hal
penting yang ada di buku juga menyajikan penilaian peresensi tentang isi buku.
Dari ketiga jenis resensi tersebut, jenis
resensi ketigalah yang paling ideal karena bisa memberikan laporan dan
pertimbangan secara memadai. Oleh sebab itu, dalam meresensi buku penulis
resensi lebih banyak memilih jenis resensi informatif-evaluatif. Hal ini
dipertimbangkan karena jenis ii lebih menggabungkan kedua jenis resensi, yaitu
resensi informatif dan resensi evaluatif. Ini berarti jenis resensi ini
memiliki jenis kajian lebih lengkap jika dibandingkan dengan kedua jenis
resensi lainnya. Jenis resensi ini menyajikan ringkasan buku dan juga penilaian
peresensi terhadap buku tersebut tersebut terutama melihat kelemahan dan
keunggulan isi buku tersebut.[8]
Setelah kita mengetahui jenis-jenis dalam
resensi, kita juga perlu mengenal tipe atau bentuk resensi buku, semuanya
bertujuan untuk menginformasikan isi buku tersebut. Masing-masing bentuk
resensi akan memiliki kekurangan dan kelebihannya sendiri-sendiri. Adpun bentuk
resensi dapat digolongkan sebagai berikut.
1.
Meringkas
Penulis resensi berusaha untuk berusaha
meringkas dengan bahasa yang tidak bertele-tele. Tujuan meringkas ini jelas
memberikan informasi yang padat dan singkat pada pembacanya. Sebab, tak jarang
sebuah buku itu diuraikan secara panjang lebar. Disinilah ketajaman dan
kelihaian peresensi dibutuhkan
2.
Menjabarkan
Adakalanya, sebuah buku teks sangat sulit
dipahami oleh kebanyakan orang. misalnya buku-buku terjemahan,buku-buku teks
perguruan tinggi, termasuk juga buku-buku filsafat. Tugas peresensi adalah
menjabarkan (dengan bahasa sendiri) tentang keseluruhan isi buku tersebut.
3.
Menganalisis
Penulis resensi tidak sekedar meringkas dan
memindahkan kata-kata dalam buku dalam bahasa resensi. Lebih dari itu peresensi
buku harus memberikan wawasan tentang isi buku itu. Lebih dari itu metode penulisannya,
cara pemaparannya juga dikemukakan.
4.
Membandingkan (Komparasi)
Meresensi buku juga bisa dilakukan dengan
komparasi. Komparasi bisa dilakukan dengan membandingkan buku itu dengan
pengarang yang sama atau dengan buku sejenis meskipun berbeda pengarang.
5.
Memberi penekanan
Resensi bentuk ini biasanya digunakan untuk
meresnsi buku-buku kumpulan tulisan atau bunga rampai (satu penulis tapi
beragam topik). Meresensi kumpulan tulisan memang lebih sulit daripada
meresensi satu orang dengan pemikiran utuh.[9]
Buku yang dapat diresensi dengan cara
memberikan penekanan adalah jenis buku-buku kumpulan tulisan atau bunga rampai.
Begitu banyak masalah dan terkadang sejumlah masalah tersebut ditulis oleh
banyak orang menjadikan penulis resensi sulit menentukan mana yang perlu
ditonjolkan dalam resensi. Dalam kasus ini peresensi cukup mengambil masalah yang
dianggap paling menonjol. Atau, dapat juga dengan mengambil uraian atau
pendapat dari orang-orang yang sudah punya nama dan yang paling terkenal
diantara para penulis yang ada dlam buku tersebut.[10]
D. Teknik Penulisan Resensi
Prinsip
meresensi buku adalah mencari tema pokok dari buku itu. Caranya ialah dengan
memberi uraian dalam bentuk ringkasan, ulasan, atau kajian dari setiap
persoalan yang berkaitan erat dengan tema buku itu. Sebelum meresensi sebuah
buku, yang perlu dilakukan adalah memahami buku tersebut dengan cara
membacanya. Proses memahami sebuah buku bisa dilakukan dengan membaca buku
sekali, dua kali, dan jika perlu berkali-kali tergantung kebutuhan.
Untuk
lebih cepat dalam memahami sebuah buku dapat diikuti beberapa saran sebagai
berikut:
1.
Baca kata pengantar dan pendahualuan.
2.
Lihat daftar isi
3.
Baca ringkasan buku yang biasanya terdapat
pada sampul belakang
4.
Pilih hal-hal yang dianggap penting.
5.
Catat hal-hal yang dianggap penting.
Cara lain agar cepat
memahami sebuah buku adalah dengan berlatih membaca efektif. Yakni bisa
dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:
1.
Selection, yakni dengan memilih masalah yang
pokok dan esensinya saja dari buku yang kita baca.
2.
Skipping, yakni dengan melompati (melewati)
bagian-bagian yang kurang penting.[11]
3.
Scanning, yakni membaca sepintas lalu dengan
cepat tetapi sambil memperhatikan dengan teliti dan memandai bagian-bagian yang
penting dari buku yang kita baca.
Sebelum membuat resensi ada beberapa hal
penting yang perlu diperhatikan menurut Fauzi Rahman, diantaranya adalah:[12]
1.
Mempunyai minat yang besar untuk menekuni
dunia resensi buku lebih dulu harus mempelajari peta, karakter, dan misi
masing-masing media masa yang mempunyai rubrik resensi.
2.
Sebelum menulis resensi seorang penulis lebih
dulu harus tahu istilah-istilah rubrik resensi masing-msing media masa.
3.
Buku atau film yang hendak kita resensi
hendaknya buku terbitan terbaru.
4.
Dalam meresensi buku yang penting kita
paparkan adalah sesuatu yang kita anggap menonjol, baru, dan mampu mewakili
seluruh isi buku.
5.
Tidak kalah pentingnya pula adalah ketekunan
penulis untuk mengamati rutin rubrik resensi masing-masing media.
Dalam menulis sebuah resensi diperlukan tehnik
yang termudah untuk meresensinya. Tehnik-tehnik tersebut tidak lepas dari
langkah-langkah membuat resensi, berkenaan dengan itu Daniel (1997:6-7)
memnerikan langkah-langkah tersebut sebagai berikut:
1.
Penjajakan atau pengenalan terhadap buku yang
akan diresensi.
2.
Membaca buku yang akan diresensi secara
komprehensif, cermat, dan teliti.
3.
Menandai bagian-bagian buku yang diperhatikan
secara khusus dan menentukan bagian-bagian yang dikutip untuk dijadikan data.
4.
Membuat sinopsis atau intisari dari buku yang
akan diresensi.
5.
Menetukan sikap dan menilai hal-hal yang
berkenaan dengan organisasi penulisan, bobot ide, aspek bahasanya dan aspek
teknisnya.[13]
Dalam menulis resensi
sebuah karya baik itu buku ataupun film selain memperhatikan teknik penulisan
resenstor atau orang yang menulis resensi harus memahami dasar-dasar dalam menulis
resensi, seperti yang dianjurkan oleh Samsul (2003), yaitu:
Pertama, memahami atau
menagkap tujuan (maksud) pengarang dengan karya yang dibuatnya. Berhasil atau
tidaknya kita menagkap tujuan dari sang penulis akan menentukan bagus atau
tidaknya resensi kita.
Kedua, memiliki tujuan
dalam membuat resensi buku. Seperti dasar menulis artikel pada umumnya, sebuah
tulisan harus didasarkan sebuah tujuan. Begitu juga dengan resensi. Tujuan itu
bisa berupa mengajak orang-orang untuk inkut membaca buku itu, ataupun bisa
sebagai kritik dan masukan bagi sang penulis.
Ketiga, harus mengenal
atau mengetahui selera dan tingkat pemahaman dari para pembaca. Sebuah resensi
buku Das Kapital-nya Karl Marx tidak akan sesuai untuk pembaca koran
lokal. Dengan memahami selera dan tingkat pemahaman pembaca media masa yang
dituju, kita dapat menyesuaikan pemilihan buku dan gaya tulisan yang dapat
diterima mereka.
Keempat, mempunyai
pengetahuan dan menguasai disiplin ilmu pengetahuan sebagai tolak ukur ketika
mengemukakan keunggulan dan kelemahan buku. Menguasai berbagai pengetahuan akan
mempermudah kita menulis resensi yang memadai sesuai dengan katagori buku
tersebut. Seperti menulis resensi tentang ekonomi tentunya kita harus mempunyai
wawasan dan pengetahuan mengenai bidang tersebut.
Kelima, jadilah pengamat
buku sekaligus kolektor buku. Bagus atau tidaknya sebuah buku akan relatif
berbeda tiap orang. Memberikan perbandingan dengan buku lain akan mempermudah
kita dan pembaca dalam menentukan tolak ukur kadar kualitas buku yang
diresensi.[14]
IV.
KESIMPULAN
Dalam kamus jurnalistik, resensi mempunyai
arti tulisan di media masa yang berisi penilaian tentang kelebihan atau
kekurangan sebuah karya tuli (buku), krya sastra (novel), atau karya seni
(film, sinema). Biasanya mengandung penilaian tentang tema dan isi, kritikan,
serta dorongan kepada publik perlu tidaknya mebca tau menonton karya tersebut.
Resensi merupakan salah satu bentuk karya tulis ilmiah yang bersifat subjektif.
Sebuah tulisan resensi buku biasanya terdiri
dari tiga bagian, yaitu: Pertama, bagian pendahuluan. Berisi informasi
objektif atau identitas buku. Meliputi judul, penulis, penerbit dan tahun
terbitnya, jumlah halaman, dan bila perlu harga buku tersebut. Kedua,
bagian isi. Ketiga, bagian penutup. Dan pada halaman belakang terdapat
“resensi mini”.
jenis-jenis dalam resensi
Saryono
membagi resensi menjadi dua, yaitu: Resensi berdasarkan media atau forum
sajiannya dan Resensi berdasarkan isi resensi atau isi sajiannya.
Berdasakan media atau
forumnya, resensi buku dibagi lagi menjadi dua, yaitu: resensi ilmiah, dan resensi
ilmiah populer.
Sedangkan
berdasarkan isi sajian atau isi resensinya lebih lanjut ia mengemukakan bahwa
resensi buku digolongkan menjadi tiga jenis yaitu: resensi informatif, Resensi
evaluatif, dan Resensi informatif-evaluatif.
Adapun
bentuk resensi dapat digolongkan sebagai berikut: Meringkas, Menjabarkan, Menganalisis,
Membandingkan (Komparasi), Memberi penekanan.
Teknik Penulisan Resensi
Prinsip
meresensi buku adalah mencari tema pokok dari buku itu. Caranya ialah dengan
memberi uraian dalam bentuk ringkasan, ulasan, atau kajian dari setiap
persoalan yang berkaitan erat dengan tema buku itu. Untuk lebih cepat dalam memahami sebuah buku dapat diikuti
beberapa saran sebagai berikut: Baca kata pengantar dan pendahualuan, Lihat
daftar isi, Baca ringkasan buku yang biasanya terdapat pada sampul belakang, Pilih
hal-hal yang dianggap penting, Catat hal-hal yang dianggap penting. Cara lain
agar cepat memahami sebuah buku adalah dengan berlatih membaca efektif.
Diantaranya: Selection, Skipping, Scanning.
Sebelum
membuat resensi ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan menurut Fauzi
Rahman, diantaranya adalah: Mempunyai minat yang besar, tahu istilah-istilah
rubrik resensi masing-msing media masa, Buku atau film terbitan terbaru, paparkan
sesuatu yang kita anggap menonjol, baru, dan mampu mewakili seluruh isi buku, penulis
mengamati rutin rubrik resensi masing-masing media.
langkah-langkah membuat resensi, berkenaan
dengan itu Daniel (1997:6-7) memnerikan langkah-langkah tersebut sebagai
berikut: Penjajakan atau pengenalan terhadap buku yang akan diresensi, Membaca
buku yang akan diresensi secara komprehensif, cermat, dan teliti, Menandai
bagian-bagian buku yang diperhatikan secara khusus dan menentukan bagian-bagian
yang dikutip untuk dijadikan data, Membuat sinopsis atau intisari dari buku
yang akan diresensi, Menetukan sikap dan menilai hal-hal yang berkenaan dengan
organisasi penulisan, bobot ide, aspek bahasanya dan aspek teknisnya.
Dalam menulis resensi
sebuah karya baik itu buku ataupun film selain memperhatikan teknik penulisan
resenstor atau orang yang menulis resensi harus memahami dasar-dasar dalam
menulis resensi, seperti yang dianjurkan oleh Samsul (2003), yaitu:
Pertama, memahami atau
menagkap tujuan (maksud), Kedua, memiliki tujuan dalam membuat resensi buku, Ketiga,
harus mengenal atau mengetahui selera dan tingkat pemahaman dari para pembaca, Keempat,
mempunyai pengetahuan dan menguasai disiplin ilmu pengetahuan, Kelima, jadilah
pengamat buku sekaligus kolektor buku.
DAFTAR PUSTAKA
M. Romli, Asep Syamsul. Jurnalistik Praktis untuk
Pemula. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2009
. Kamus
Jurnalistik. Bandung: Refika Offset. 2008
Dalman. Menulis karya Ilmiah. Jakarta: Raja
Grafindo Persada. 2012
Nurudin. Kiat Meresensi Buku di Media Cetak. Jakarta:
Murai Kencana. 2009
[1] Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Praktis untuk Pemula, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hlm.75
[2] Lasa HS, menaklukkan redaktur jurus jitu menulis di media massa,
(Yogyakarta: pinus, 2006), hlm. 19
[10]
Ahmad Bahar dkk, Kiat Menembus kolom & rubrik
media masa, (yogyakarta: titian ilahi press), hal. 32
[11]
Ahmad Bahar dkk, Kiat Menembus kolom & rubrik
media masa, hal. 30
[12]Fauzi Rahman dkk, Kiat Menembus kolom & rubrik media masa,
(yogyakarta: titian ilahi press), hal. 35-37
Mainkan semua jenis permainan dalam 1 User ID dan dapatkan bonus welcome 50% serta bonus deposite 10% tanpa syarat dan Rollingan 1% setiap minggu nya :)
ReplyDeleteARTIKEL SLOT
ARTIKEL POKER
ARTIKEL CASINO
DAFTAR SLOT
DAFTAR POKER
SLOT VAVA
AGEN PLAYTECH
AGEN SLOT GAME
AGEN JOKER123
MABAR99
AGEN POKER ONLINE
BANDAR CEME
AGEN OMAHA
SLOTACE333
AGEN CASINO ONLINE TERBAIK
LIVE CASINO
BANDAR CASINO
CASINO ONLINE
ROULETTE