I.
PENDAHULUAN
Sang maha pencipta menciptakan manusia
bukanlah untuk sesuatu yang sia - sia. Makhluk yang paling sempurna di muka
bumi ini diciptakanNya sebagai khalifah, yang menjadi pemimpin dan
menjagaamanat sang khalik. Mereka dititipi akal untuk berfikir, hati untuk
merasakan kasih sayang Allah, dan tubuh yang menjadi sarana untuk beribadah.
Dari segala yang dititipi Allah itu, ada satu yang menjadi ukuran derajat
seorang manusia di muka bumi yaitu akhlak.
Akhlak merupakan suatu sifat yang tertanam
dalam jiwa yang dari padanya timbul perbuatan – perbuatan dengan mudah, dengan
tidak memerlukan pertimbangan pikiran. Dilihat dari sifatnya akhlak daoat di
bedakan menjadi dua yaitu akhlak mahmudah dan akhlak madzmumah.
II.
RUMUSAN
MASALAH
A.
Bagaimana
Hakekat Akhlak Mahmudah?
B.
Bagaimana
Hakekat Akhlak Madzmumah?
III.
PEMBAHASAN
A.
Hakekat
akhlak mahmudah
Keimanan sering
disalahpahami dengan 'percaya', keimanan dalam Islam diawali dengan usaha-usaha
memahami kejadian dan kondisi alam sehingga timbul dari sana pengetahuan akan
adanya Yang Mengatur alam semesta ini, dari pengetahuan tersebut kemudian akal
akan berusaha memahami esensi dari pengetahuan yang didapatkan. Keimanan dalam
ajaran Islam tidak sama dengan dogma atau persangkaan tapi harus melalui ilmu
dan pemahaman.
Implementasi dari
sebuah keimanan seseorang adalah ia mampu berakhlak terpuji. Allah sangat
menyukai hambanya yang mempunyai akhlak terpuji. Akhlak terpuji dalam islam
disebut sebagai akhlak mahmudah. Akhlak secara bahasa berarti tindakan,
perilaku, dan juga perangai. Sedangkan kata mahmudah merupakan kata yang
berasal dari bahasa arab, yaitu ia merupakan bentuk maf’ul dari kata hamida
( حَمِدَ) yang berarti “dipuji”. Jadi akhlak
mahmudah dapat diartikan sebagai akhlak terpuji. Akhlak terpuji disebut pula
dengan akhlak karimah (akhlak mulia), atau makarim al-akhlaq
(akhlaq mulia), atau akhlaq al-munjiyat (akhlak yang menyelamatkan
pelakunya).[1]
Akhlaq mahmudah (terpuji) merupakan salah satu tanda
bagi kesempurnaan iman seseorang. Imam Ghazali dalam kitabnya Ihya’ Ulumuddin bagian rubu’ munjiyat menerangkan bahwa gejala-gejala hati
yang sehat merupakan cermin dari akhlaq mahmudah (terpuji) diantaranya yaitu:[2]
a. Takut dan berharap kepada
Allah
b. Taubat dan Nadam
c. Sabar dan syukur.
Ciri – ciri akhlak mahmudah menurut Drs. H. A.
Mustofa, yaitu:
a. Kebajikan yang
mutlak
Islam telah
mengajarkan akhlak yang luhur yang menjamin kebaikan dan kebahagiaan bagi
seseorang baik sebagai individu maupun masyarakat pada setiap waktu dan
keadaan. Sebaliknya akhlak (etika) yang dibuat manusia lebih bersifat individu
dan mementingkan diri sendiri dan tidak mampu menjamin kebajikan.
b. Kebaikan yang
menyeluruh
Akhlak Islam
menjamin kebajikan untuk seluruh umat manusia. Dari segala zaman, waktu dan
tempat. Mudah untuk dilakukan dan tidak memberatkan bagi yang melakukannya.
Islam telah mengajarkan akhlak yang mulia, sehingga dapat dirasakan sesuai
dengan jiwa manusia dan dapat diterima akal sehat.
c. Kemantapan
Akhlak Islam
menjamin kebajikan yang mutlak yang sesuai dengan pribadi manusia. Ketetapannya
bersifat tetap, langgeng dan mantap, sebab yang menciptakan adalah Allagh SWT yang
Maha Bijaksana yang selalu memelihara dari kebaikan ynag mutlak. Akhlak yang
dibuat manusia bersifat sementara.
d. Kewajiban yang
dipatuhi
Akhlak Islam
merupakan akhlak yang bersumber dari wahyu yang wajib ditaati oleh setiap
manusia. Didalamnya terdapat motivasi untuk selalu tunduk patuh dan berpegang
teguh padanya yang timbul dari dalam hati nurani yang menghambakan dir pada Zat
yang Maha Agung. Akhlak islam juga sebagai perangsang untuk berbuat kebaikan
yang diiringi oleh pahala dan mencegah dari perbuatan keji dan jahat karena
takut dengan azab Allah.
e. Pengawasan yang
menyeluruh
Akhlak Islam
adalah pengawasan hati nurani dan akal sehat, islam menghargai hati nurani
bukan dijadikan tolak ukur dalam menerapkan beberapa usaha. Firman Allah dalam
surat Al Qiyamah : 1-2, yang artinya : “aku bersumpah dengan hari kiamat, dan
aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (diri sendiri)”.
Akhlak terpuji berarti sifat-sifat atau tingkah laku
yang sesuai dengan norma atau ajaran Islam. Akhlak terpuji dibagi menjadi dua
bagian, yaitu:
1) Taat lahir
Taat lahir berarti melakukan seluruh amal ibadah yang
diwajibkan Allah, termasuk berbuat baik kepada sesama manusia dan lingkungan
dan dikerjakan oleh anggota lahir. Beberapa perbuatan yang dikatagorikan taat
lahir adalah:
a) Tobat, yaitu
sikap menyesali perbuatan buruk yang pernah dilakukan dan berusaha menjauhinya
serta melakukan perbuatan baik.
b) Amar ma’ruf nahi munkar, yaitu
perbuatan yang dilakukan kepada manusia untuk menjalankan kebaikan dan
meninggalkan kemaksiatan dan kemungkaran sebagai implementasi perintah Allah.
c) Syukur, yaitu
suatu sikap yang selalu ingin memanfaatkan dengan sebaik-baiknya nikmat yang
telah diberikan oleh Allah SWT kepadanya, baik yang bersifat fisik maupun non
fisik, lalu disertai dengan peningkatan pendekatan diri kepada Allah SWT.
2) Taat Batin
Yaitu segala sifat yang baik (terpuji) yang dilakukan
oleh anggota batin (hati). Adapun yang termasuk taat batin ini antara lain:
a) Tawakkal, yaitu
menyerahkan segala persoalan kepada Allah setelah berusaha. Apabila kita telah
berusaha sekuat tenaga dan masih saja mengalami kegagalan maka hendaklah
bersabar dan berdo’a kepada Allah agar Dia membuka jalan keluarnya.
b) Sabar, yaitu
suatu sikap yang betah atau dapat menahan diri dari kesulitan yang dihadapinya.
Tetapi tidak berarti bahwa sabar itu langsung menyerah tanpa upaya untuk
melepaskan diri dari kesulitan yang dihadapi manusia. Makna sabar yang dimaksud
adalah sikap yang diawali dengan ikhtiar, lalu diakhiri dengan ridha dan ikhlas
bila seseorang dilanda suatu cobaan dari Tuhan.
c) Qana’ah, yaitu
menerima dengan rela apa yang ada atau merasa cukup dengan apa yang dimiliki.
Dari beberapa akhlak terpuji tersebut dapat
disimpulkan ciri pokoknya, yaitu:
a. Keimanan
Ciri pokok
akhlak terpuji adalah keimanan karena iman merupakan landasan pokok keagamaan,
artinya pelaksanaan agama seseorang sangat bergantung pada kualitas imannya.
Semakin tinggi kualitas iman seseorang, maka semakin tinggi pula kualitas
ibadah dan akhlaknya.
b. Taqwa
Taqwa merupakan
tujuan pokok dari segala bentuk kehendak, perilaku dan perbuatan keagamaan
seseorang dalam mencapai kebahagiaan lahir.
c. Amal saleh
Amal saleh
adalah perwujudan aktual iman seseorang yakni sebagai bukti konkrit dari
kualitas pribadi, perwujudan kata hati dan penjabaran lahir dan batinnya. Amal
saleh juga merupakan usaha preventif (penjagaan) dari aktualisasi iman yang
tidak sesuai dan penjagaan diri dari sifat tercela.[3]
B.
Hakekat
Akhlak Madzmumah
Secara bahasa,
Madzmumah berarti tercela.[4]
Sedangkan menurut istilah, Akhlak Madzmumah yaitu semua sifat, perkataan
ataupun perbuatan yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan sehingga
dianggap buruk atau tercela dan bernilai negatif.[5]
Akhlak madzmumah merupakan
segala sesuatu yang tidak baik, yang tidak seperti yang seharusnya, tidak sempurna
dalam dalam kualitas, dibawah standar, kurang dalam hati, tidak mencukupi,
keji, jahat, tidak bermoral, tidak menyenangkan, tidak dapat disetujui, tidak
dapat diterima, sesuatu yang tercela, lawan dari baik dan perbuatan yang
bertentangan dengan norma-norma masyarakat yang berlaku. Akhlak madzmumah
merupakan sesuatu yang buruk, ia adalah kebalikan dari yang baik dan tidak
disukai kehadirannya oleh manusia. Dan daripadanya akan memberikan dampak yang
negatif bagi dirinya sendiri maupun orang lain yang ada di sekitarnya
Substansi akhlak
madzmumah adalah tidak sejalan dengan hati nurani dan akal sehat. Selain itu
juga akhlak ini tidak dapat di terima oleh masyarakat umum. Dalam melakukanya
kita akan merasa gelisah tidak tenang dan di hantui oleh dosa. Akhlak mahmudah
memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain, sedangkan akhlak madzmumah
merugikan diri sendiri dan orang lain.
Pada dasarnya akhlak
madzmumah/sifat-sifat tercela dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1.
Maksiat lahir, yaitu sifat tercela yang
dikerjakan oleh anggota lahir, yaitu meliputi: tangan, mulut, mata, dan lain
sebagainya. Sebagai contoh dari hal ini yaitu: mencuri, merampok, menganiaya,
membunuh, dan perbuatan lainnya yang dapat mengakibatkan kekacauan, keamanan
dan ketentraman dalam masyarakat.
2.
Maksiat
bathin, yaitu sifat tercela yang dilakukan oleh anggota bathin, yaitu hati.
Maksiat bathin merupakan pendorong dari maksiat lahir. Sebagai contoh dari
maksiat bathin yaitu: hasad, ghadlab, namimah, takabbur, dan lain sebagainya.
Dalam penjelasan ini disebutkan bahwa kata
yang digunakan adalah kata maksiat. Kata maksiat sebenarnya berasal dari bahasa
arab yang mempunyai arti “pelanggaran yang dilakukan oleh orang yang berakal
baligh, (mukallaf) terhadap perbuatan yang dilarang, dan meninggalkan
pekerjaan dan meninggalkan pekerjaan yang diwajibkan oleh syariat Islam. Kalau
demikian, maka maksiat meliputi maksiat terhadap Tuhan, sesama manusia, dan
terhadap lingkungan. Maksiat berbeda dengan munkar, karena munkar merupakan
perbuatan yang dilarang oleh syar’i, baik dilakukan oleh orang yang berakal
baligh ataupun tidak. Sebagai contoh, ada seorang anak kecil yang
meminum-minuman keras. Hal itu merupakan perbuatan munkar tetapi bukan masuk
dalam kategori maksiat, sebab hal itu dilakukan oleh anak yang belum dewasa.[6]
IV.
KESIMPULAN
1.
Akhlak
mahmudah dapat diartikan sebagai akhlak terpuji. Akhlak terpuji disebut pula
dengan akhlak karimah (akhlak mulia), atau makarim al-akhlaq
(akhlaq mulia), atau akhlaq al-munjiyat (akhlak yang menyelamatkan
pelakunya)
2.
Ciri – ciri akhlak mahmudah menurut Drs. H. A.
Mustofa, yaitu:
a.
Kebajikan yang mutlak
b.
Kebaikan yang menyeluruh
c.
Kemantapan
d.
Kewajiban yang dipatuhi
e.
Pengawasan yang menyeluruh
3.
Akhlak
madzmumah dapat didefinisikan dengan segala sesuatu yang tidak baik, yang tidak
seperti yang seharusnya, tidak sempurna dalam dalam kualitas, dibawah standar,
kurang dalam hati, tidak mencukupi, keji, jahat, tidak bermoral, tidak
menyenangkan, tidak dapat disetujui, tidak dapat diterima, sesuatu yang
tercela, lawan dari baik dan perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma
masyarakat yang berlaku.
4.
Pada dasarnya
sifat-sifat tercela dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a.
Maksiat lahir
b.
Maksiat
bathin
Mainkan semua jenis permainan dalam 1 User ID dan dapatkan bonus welcome 50% serta bonus deposite 10% tanpa syarat dan Rollingan 1% setiap minggu nya :)
ReplyDeleteARTIKEL SLOT
ARTIKEL POKER
ARTIKEL CASINO
DAFTAR SLOT
DAFTAR POKER
SLOT VAVA
AGEN PLAYTECH
AGEN SLOT GAME
AGEN JOKER123
MABAR99
AGEN POKER ONLINE
BANDAR CEME
AGEN OMAHA
SLOTACE333
AGEN CASINO ONLINE TERBAIK
LIVE CASINO
BANDAR CASINO
CASINO ONLINE
ROULETTE