I.
PENDAHULUAN
Kegiatan
menyusun rencana pembelajaran merupakan salah satu tugas yang penting bagi
seorang guru dalam memproses pembelajaran siswa. Perencanaan merupakan unsur
yang esensial dalam suatu kegiatan pembelajaran. Membuat perencanaan berarti
seseorang telah melakukan tindakan yang cerdas dan strategis bagi kesuksesan
lembaga.
Agar suatu
pembelaran dapat terkonsep dengan baik, maka seorang guru diharuskan membuat
sebuah perencanaan dalam pembelajarannya. Salah satunya adalh membuat
perencanaan materi pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik peserta
didik dan kurikulum adar proses dan hasil pencapaian dalam pembelajaran dengan
maksimal.
II. RUMUSAN MASALAH
A.
Apa Pengertian dan Persyaratan Materi
Pembelajaran?
B.
Bagaimana Mengidentifikasi Materi Pembelajaran?
C.
Apa Kriteria Materi Pembelajaran?
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian dan
Persyaratan Materi Pembelajaran
1.
Pengertian Materi Pembelajaran
Secara umum, pengertian materi telah disinggung
dalam bagian yang lalu. Dalam perancanaan pengajaran, materi yang perlu
ditetapkan dalam langkah ketiga (setelah perumusan tujuan dan penyusunan alat
evaluasi) baru berupa:
a. Pokok-pokok bahan;
dan
b. Rincian setiap pokok
bahan[1]
2.
Persyaratan Materi Pembelajaran
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam menetapkan materi pelajaran,
diantaranya:
a. Materi pelajaran
hendaknya sesuai dengan/menunjang tercapainya tujuan intruksional.
Di negara manapun, sekolah adalah tempat yang berfungsi
mengembangkan seluruh aspek kepribadian peserta didik atau siswa, yang meliputi
aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Pemenuhan fungsi tersebut diwujudkan
antara lain melalui pemberian berbagai jenis bidang studi atau mata pelajaran, seperti Pendidikan Agama,
PMP, IPA, IPS, dll
Untuk itu materi pelajaran yang diberikan dalam
setiap mata pelajaran hendaknya mendukung pencapaian tujuan instruksional mata
pelajaran yang bersangkutan, dalam rangka mewujudkan fungsi pendidikan yang
diemban oleh sekolah tersebut.
b. Materi pembelajaran
hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan/perkembangan siswa pada umumnya.
Disamping menunjang pencapaian instruksional,
materi pelajaran hendaknya ditetapkan dengan mempertimbangkan pula taraf
kemampuan peserta didik atau siswa yang bersangkutan. Suatu topik yang sama
dapat berbeda tingkat kedalamannya untuk tingkat sekolah atau kelas yang berbeda.
Pembahasan tentang topik lingkungan, kalimat, demokrasi, dll, berbeda tingkat
kedalamannya antara kelas II, kelas IV, kelas VI, apalagi antar SD, SLTP, dan
SLTA.
c. Materi pelajaran
hendaknya terorganisasi secara sistematik dan berkesinambungan.
Dengan sistematis dan berkesinambungan disini
dimaksudkan bahwa antara bahan yang satu dan bahan yang berikutnya ada hubungan
fungsional, dimana bahan yang satu menjaadi dasar untuk atau brekaitan dengan
bahan berikutnya. Sebagai contoh, sebelum sampai pada materi tentang
jenis-jenis transmigrasi, perlu dibahas terlebih dahulu pengertian dari
transmigrasi tersebut.
d. Materi pelajaran
hendaknya mencakup hal-hal yang bersifat faktual namun konseptual.
Bahan yang faktual sifatnya konkrit dan udah
diingat, sedangkan bahan yang sifatnyakonsetual bersisikan konsep-konsep
abstrak, dan memerlukan pemahaman yang lebih dalam.[2]
B. Identifikasi
Materi Pembelajaran
Bahan pengajaran merupakan bagian yang penting
dalam proses belajar mengajar, yang menempati kedudukan yang mentukan
keberhasilan belajar mengajar yang
berkaitan dengan ketercapaian tujuan pengajaran, serta menentukan
kegiatan-kegiatan belajar mengajar. Karena itu, perencanaan bahan pengajaran
perlu mendapat pertimbangan secara cermat.
Bahan pengajaran bukan semata-mata berarti semua
uraian yang tertera dalam buku sumber atau sumber tercetak lainnya, melainkan
memiliki klasifikasi tertentu. Berdasarkan klasifikasi itulah, kemudian guru memilih
bahan mana yang akan disajikaan dalam perencanaan untuk mencapai tujuan
pelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya. Sebagai kerangka acuan, bahan
pengajaran umumnya diklasifikasikan dalam 3 bidang, yakni pengatahuan,
ketrampilan, dan afektif. Hal itu sesuai dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai.
1. Kedudukan Materi
Pengajaran
Materi pengajaraan yang merupakan isi kurikulum
sangat dekat kaitannnya dengan strategi instruksional. Hal itu berarti untuk
mengajarkkan jenis materi tertentu diperlukan strategi instruksional tertentu,
dengan asumsi bahwa hal-hal yang diharapkan dalam tujuan pengajaran pada
hakikatnya telah tercerminkan dalam materi yang hendak disajikan. Itulah
sebabnya ada yang dikenal sebagai pengajaran konsep dan prinsip, pengajaran ketrampilan,
pengajaran disikap, jenis-jenis prosedur
pengajaran tersebut akan kita telaah kembali dalam bab-bab berikutnya.
Antara pengetahuan dan ketrampilan terdapat
perbedaan yang jelas, yaitu pengetahuan menunjuk kepada informasi yang disimpan
dalam pikiran siswa. Misalnya seseorang mengetahui sesuatu. Sedangkan
ketrampilan biasanya menunjuk kepada tindakan-tindakan atau (intelektual atau jasmaniah)
dan reaksi-reaksi (gagasan, hal-hal, atau orang) yang dilakukan oleh seseorang
dengan cara yang kompeten dengan maksud mencapai tujuan.
2. Peta Pengetahuan
Peta pengetahuan memuat 4 kategori pengetahuan
(fakta, prosedur, konsep, dan prinsip) dengan maksud untuk mengilustrasikan
berbagai aspek pengetahuan tersebut.
a. Informasi dapat
diperoleh secara langsung melalui pengalaman-pengalaman konkret (misalnya
dengan observasi) atau secara tak langsung melalui pengalaman pengganti, secar
lisan atau tertulis berdasarkan lambang-lambang bahasa.
b. Informasi dapat
disimpan sebagai item diskrit (faktual individual, konsep,
satuan-satuan, dan sebagainya) atau dapat dikombinasikan menjadi sistem-sistem
informasi yang menghubungkan item diskrit satu dengan yang lainnya
dengan cara tertentu, melalui proses asimilasi dan adaptasi oleh siswa sendiri.
c. Pengetahuan tentang
topik tertentu dapat merupakan satu jenis atau kombinasi dari berbagai jenis
pengetahuan faktual dan konseptual, yang konkret dan yang abstrak, yang tersimpan
berbagai pemetaan koheren atau item diskrit yang tak berhubungan antara
yang satu dengan yang lainnya.
3. Peta Ketrampilan
a. Komponen-komponen Perilaku
Terampil
Menurut pandangan behavioristik, suatu ketrampilan
atau prilaku ketrampilan pada dasarny adalah stimulus-respons balikan. Suatu
ketrampilan dapat diamati tentang bagaimana informasi masukan dan output respons
yang dihasilkan. Tetapi bagaimana proses dalam diri individu itu sendiri tidak
pernah diperhatikan dan tidak mungkin dapat diamati. Karena itu, model S-R itu
sesungguhnya merupakan suatu kotak hitam (black box). Secara sederhana
proses S-R itu adalah sebagai berikut:
STIMULUS PERSEPSI
RESPONS
Dalam model itu, aspek yang tak teramati adalah
proses internal yang mengaitkan antara tahap persepsi dan tahap perilaku.
b. Lingkaran
Ketarampilan yang Luas
Lingkaran keterampilan adalah kategorisasi atau
taksonomi keterampilan yang terdiri atas dua belas faktor atau dua belas
kemampuan (abilitiesa) yaitu perhatian, perceptual acuity, diskriminasi,
kemampuan menafsirkan, pengetahuan relevan, skemata, pengkajian, sintesis,
evaluasi, inisiasi, kontinuasi, kontrol.
c. Keterampilan
interaktif
Dalam taksonomi Bloom kita kenal klasifikasi yang
terdiri atas domain kognitif (pengetahuan dan keterampilan intelektual), domain
afektif ( perasaan, sikap, dan nilai), dan domain psikomotor ( keterampilan
fisik).
d. Teknik memilih bahan
pengajaran
Dalam garis-garis besar program pengajaran bidang
studi telah ditentukan dalam urutan tertentu tentang pokok-pokok bahasan dan
sub-pokok bahasan, yang berkenaan dengan bidang studi tersebut. Pokok-pokok dan
sub-pokok bahasan tersebut masih perlu dirinci lebih lanjut sehingga menjadi seperangkat
bahan pelajaran yang siap untuk disajikan kepada siswa. Itu berarti, guru
diminta agar merumuskan secara lebih khusus dan mengembangkannya sesuai dengan
usaha mencapai tujuan pengajaran.[3]
C. Kriteria Materi
Pembelajaran
Materi
pelajaran berada dalam ruang lingkup isi kurikulum. Karena itu, pemilihan
materi pelajaran tentu saja harus sejalan dengan ukuran-ukuran (kriteria) yang
digunakan untuk memilih isi kurikulum bidang studi yang bersangkutan.
Kriteria
pemilihan materi pelajaran yang akan dikembangkan dalam sistem instruksional
dan yang mendasari penentuan strategi belajar mengajar antara lain:
1. Kriteria tujuan
instruksional
Suatu materi pelajaran yang terpilih dimaksudkan
untuk mencapai tujuan instruksional khusus atau tujuan-tujuan tingkah laku.
Karena itu, materi tersebut supaya sejalan
dengan tujuan-tujuan yang telah dirumuskan.
2. Materi pelajaran
supaya terjabar
Perincian materi pelajaran berdasarkan pada
tuntutan di mana setiap TIK telah dirumuskan secara spesifik, dapat diamati dan
terukur. Ini berarti terdapat
keterkaitan yang erat antara spesifikasi tujuan dan spesifikasi materi
pelajaran.
3. Relevan dengan
kebutuhan siswa
Kebutuhan siswa yang pokok adalah bahhwa mereka ingin
berkembang berdasarkan potensi yang dimilikinya. Karena setiap materi pelajaran
yang akan disajikan hendaknya sesuai dengan usaha untuk mengembangkan pribadi
siswa seecara bulat dan utuh. Beberapa aspek diantaranya adalah pengetahuan,
sikap, nilai dan ketrampilan.
4. Kesesuaian dengan
kondisi masyarakat
Siswa dipersiapkan untuk menjadi warga masyarakat
yang berguna dan mampu hidup mandiri. Dalam hal ini, materi pelajaran yang
dipilih hendaknya turut membantu mereka memberikan pengalaman edukatif yang
bermakna bagi perkembangan mereka menjadi manusia yang mudah menyesuaikan diri.
5. Materi pelajaran
mengandung segi-segi etik
Materi pelajaran yang akan dipilih hendaknya
mempertimbangkan segi perkembangan moral siswa kelak. Pengetahuan dan
ketrampilan yang bakal mereka peroleh dari materi pelajaran yang telah mereka
terima diarahkan untuk mengembangkan dirinya sebagai manusia yang etik sesuai
dengan sistem nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakatnya.
6. Materi pelajaran
tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematik dan logis.
Setiap materi pelajaran disusun secara bulat dan
menyeluruh, terbatas ruang lingkupnya dan terpusat pada satu topik masalah
tertentu. Materi disusun secara berurutan dengan mempertimbangkan faktor
perkembangan psikologis siswa. Dengan cara ini diharapkan isi materi tersebut
akan lebih mudah diserap oleh si siswa dan dapat segera di lihat
keberhasilannya.
7. Materi pelajaran
bersumber dari buku sumber yang baku, pribadi guru yang ahli, dan masyarakat.
Ketiga faktor ini perlu diperhatikan dalam memilih
materi pelajaran. Buku sumber yang baku umumnya disusun berdasarkan GBPP yang
berlaku, kendatipun belum tentu lengkap sebagaimana yang diharapkan. Guru yang
ahli penting, oleh sebab sumber utama memang adalah guru itu sendiri. Guru dapat
menyimak semua hal yang dianggapnya perlu untuk disajikan kepada para siswa
berdasarkan ukuran pribadinya. Masyarakat juga merupakan sumber yang luas,
bahkan dapat dikatakan sebagai materi belajar yang paling besar.[4]
IV. ANALISA
Perencanaan
merupakan salah satu stategi terpenting dalam pembelajaran agar proses dan
pencapaian pendidikan dapat terlaksanakan dengan baik. Membuat perencanaa
berarti seseorang telah melakukan strategi untuk memajukan lembaganya.
Salah satu
cara yang digunakan seorang guru untuk mencapai keberhasilan dalam proses dan
pencapaian belajar adalah merencanakan materi pembelajaran. Materi pembelajaran
haruslah disesuaikan dengan kurikulum pendidikan dan karakteristik dari peserta
didik agar harapan yang diinginkan dalam pembelajaran dapat terlaksanakan.
Selain itu, materi pembelajaran haruslah disesuaikan dengan kearifan lokal agar
kebbudayaan setempat tidak tercabut dari akarnya dan peserta didik mampu
mencintai dan memaksimalkan potensi setempat.
Agar
pencapaian dalam proses dan hasil belajar dapat maksimal, materi pembelajaran
dalam penyampaiannya haruslah didukung oleh berbagai pihak, entah dari guru,
peserta didik, stake holder, ataupun masyarakat setempat.
V. SIMPULAN
A.
Materi Pembelajaran adalah. Dalam menentukan
materi pembelaajaran terdapat syarat-syarat yang harus diperhatiakn, yaitu:
Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan/menunjang tercapainya tujuan
intruksional, Materi pembelajaran hendaknya sesuai dengan tingkat
pendidikan/perkembangan siswa pada umumnya, Materi pelajaran hendaknya
terorganisasi secara sistematik dan berkesinambungan, Materi pelajaran
hendaknya mencakup hal-hal yang bersifat faktual namun konseptual.
B.
Untuk mengidentifikasi materi pembejaran bisa
dilakukan melalui mengetahui kedudukan materi pembelajaran, peta pengetahuan,
dan peta ketrampilan.
C.
Kriteria materi pembelajaran, diantaranya:
kriteria tujuan instruksional, materi pelajaran supaya terjabar, relevan dengan
kebutuhan siswa, kesesuaian dengan kondisi masyarakat, materi pelajaran
mengandung segi-segi etik, materi pelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan
urutan yang sistematik dan logis, dan materi pelajaran bersumber dari buku
sumber yang baku, pribadi guru yang ahli, dan masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik ,Oemar. Perencanaan Pengajaran
Berdasarkan Pendekatan Sistem. (Jakarta: Bumi Aksara. 2002)
Harjanto. Perencanaan Pengajaran. (Jakarta:
Rineka Cipta. 2010)
Ibrahim
dan Nana Syaodih. Perencanaan Pengajaran. (Jakarta: Rineka Cipta. 1996)
[3] Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran
Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), hlm.139-149
Mainkan semua jenis permainan dalam 1 User ID dan dapatkan bonus welcome 50% serta bonus deposite 10% tanpa syarat dan Rollingan 1% setiap minggu nya :)
ReplyDeleteARTIKEL SLOT
ARTIKEL POKER
ARTIKEL CASINO
DAFTAR SLOT
DAFTAR POKER
SLOT VAVA
AGEN PLAYTECH
AGEN SLOT GAME
AGEN JOKER123
MABAR99
AGEN POKER ONLINE
BANDAR CEME
AGEN OMAHA
SLOTACE333
AGEN CASINO ONLINE TERBAIK
LIVE CASINO
BANDAR CASINO
CASINO ONLINE
ROULETTE